Pages

Wednesday, October 26, 2011

Sebuah Harapan Untuk Mereka Yang Berbeda

Artikel ini berisi tentang RUU Revisi bagi Penyandang Cacat ( UU No 4 Tahun 1997) 
Indonesia akhirnya mengesahkan hasil Konvensi PBB untuk hak-hak seorang yang memiliki kemampuan berbeda (difabel), meskipun hal itu sudah ditandatangai pada konvensi di tahun 2007. Konvensi tersebut bertujuuan untuk melindungi dan menjamin perlakuan yang sama, hak asasi manusia, dan kebebasan mendasar untuk para penyandang cacat. Pada sesi pleno yang dilakukan oleh DPR RI yang dipimpin Pramono Anung, mengesahkan konvensi tersebut dengan melewati RUU tentang Hak-Hak Penyandang Cacat.

Pramono Anung, wakil ketua dari DPR RI menegaskan bahwa DPR harus membuat beberapa perubahan sekarang. Setelah berlakunya RUU tentang Hak Penyandang Cacat ini, saya menginginkan rumah publik ini (Gedung DPR RI) juga harus dilengkapi dengan fasilitas penyandang cacat. Tidak dengan membuat bangunan yang baru, tetapi cukup dengan menyediakan fasilitas bagi para penyandang cacat, kata Pramono dalam ruang rapat paripurna, Kamis (18/10)

Dalam RUU tersebut, negara diwajibkan untuk melindungi para penyandang cacat. Sebagai contoh, pasal 9 tetntang aksesibiltas untuk penyandang cacat, mengharuskan negara mengambil tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesulitan akses dalam bangunan, jalan, fasilitas transportasi, dan fasilitas lainya, termasuk sekolah, perumahan, fasilitas kesehatan, dan tempat kerja.

Pasal 9 ayat 2 d dan e bahkan menegaskan bahwa pihak kontraktor harus mengambil tindakan tepat untuk menyediakan pentunjuk dengan huruf braile yang mudah dibaca dan dimengerti dan fasilitas-fasilitas bagi penyandang cacat lainya, seperti asisten dan pembantu, pembaca profesional dan penerjemah bahasa isyarat untuk membuat akses lebih muda pada bangunan dan fasilitas publik.

Wakil ketua Komisi VIII, Chairun Nisa mengharapkan pemerintah akan mensosialisasikan kepada publik tentang RUU ini segera setelah RUU ini ditandatangi oleh Presiden. Di samping itu, politisi dari Kelompok Fungsionaris Partai Golkar ini juga mengharapkan pemerintah dengan segera menyiapkan peraturan pelaksana untuk RRU tersebut. “Tujuanya adalah untuk mengimplementasikan RRU ini secara efektif dalam waktu dekat,” katanya.

Mentri Luar Negri, Marty Natalegawa sudah menyiaplan beberapa ketentuan konvensi, yang berhubungan dengan hak-hak sipil penyadang cacat, seperti kepastian tentang aksesibilitas. Jadi ketentuan-ketentuan ini bisa segera dipenuhi oleh Pemerintah. Bagaimanapun, pemerintah akan memenuhi kewajiban secara bertahap.

Bagian dari konvensi yang terkait dengan hak-hak sipil penyandang cacat harus segera dipenuhi.Namun, hak-hak lain yang terkait dengan hak-hak ekonomi dan budaya akan dipenuhi secara bertahap, " katanya.

Selain hak-hak sipil, RUU ini juga mengatur masalah ekonomi, sosial dan budaya dari para penyandang cacat. Sebagai contoh, negara dibutuhkan untuk melindungi dan mendorong hak untuk bekerja. Untuk melakukan ini, negara bisa memporomosikan kesempatan bagi para penyandang cacat untuk membuat lapangan kerja sendiri, menjadi pengusaha, mengembangkan koperasi, atau dipekerjakan oleh sektor pemerintah.

Perlu dicatat bahwa pemerintah mengleuarkan UU No 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat. Hukum ini mengatur, hak untuk memliki pekerjaan yang layak dan mendapatkan hidup, hak untuk aksesibilitas, hak yang sama untuk pengembangan diri dan topik lainya. Selain itu, undang-undang ini juga mewajibkan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan hak-hak penyandang cacat.


Sumber: dikutip dari Hukum Online

Saturday, October 22, 2011

Jalur Khusus Sepeda Pertama di Jakarta

22 May 2011, Jakarta mengatur sebuah program baru menuju kota yang lebih sehat dan layak tinggal. Pemerintah Jakarta meresmikan jalur khusus sepeda pertama di Kota Jakarta, yang memiliki panjang 1.5 kilometer dari Taman Ayodia menuju Blok M di Jakarta Selatan. Jakarta memang telat dalam mempromosikan jalur sepeda, terlalu fokus kepada penggunaan mobil dengan membangun jalan tol dalam kota yang bertingkat dan mengabaikan kepentingan para pengguna kendaraan tak bermotor di kota.

Banyak Kota Metropolitan di dunia sudah mengembangkan jalur khusus sepeda bertahun-tahun lalu. Kota di negara maju, terutama di Eropa. Sudah mengintegrasikan jalur sepeda dengan sistem jaringan transportasi mereka. Kota tersebut antara lain: Amsterdam, Paris, Berlin, Copenhagen, dan Barcelona, sudah dikembangkan sebagai kota yang ramah bagi sepeda. Jaringan jalur sepeda yang aman dan luas, promosi kebijakan yang pro pengendara sepeda, dan budaya bersepeda sudah tertanam di kota-kota itu. Pesepeda di kota tersebut tidak dianggap sebagai warga kelas dua (miskin). Bersepeda menuju lokasi kerja sudah menjadi moda utama dalam kegiatan perjalanan (mobilitas) sehari-hari.


Peresmian Jalur khusus sepeda yang pertama di Jakarta seharusnya juga dipertimbangkan sebagai sebuah terobosan solusi untuk mengatasi masalah kemacetan parah di Jakarta. Pembangunan jalur khusus sepeda adalah sebuah gerakan yang baik dari Pemerintah Jakarta untuk menggunakan sepeda sebagai sebuah moda transportasi alternatif. Jika Pemerintah Jakarta bisa mendorong para pengguna kendaraan bermotor menggunakan sepeda untuk bekerja, masalah kemacetan parah Jakarta akan bisa dikurangi pada akhirnya.


Jalur khusus sepeda pertama di Jakarta hanyalah sebuah langkah kecil untuk pengembangan Jakarta sebagai sebuah kota layak sepeda. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah Kota harus mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun kembali jalur khusus sepeda dan mengintegrasikanya ke dalam sistem jalur transportasi. Jalur khusus sepeda harus menjadi bagian dari sistem transportasi kota dan dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan warga terkait mobilitasnya di dalam kota. Sangatlah penting untuk bisa menyambungkan jalur khusus sepeda dengan transportasi masal.

Memang tidak mudah untuk membangun jalur khusus sepeda jika pemerintah kota terlalu fokus dalam pembangunan tol dalam kota bertingkat sebagai salah satu solusi penanganan masalah kemacetan yang parah. Penting juga untuk diketahui bahwa jalur khusus sepeda pertama ini tidak diprakarsai oleh Pemerintah Kota Jakarta tetapi oleh Komite Sepeda Indonesia yang menyumbangkan dana sebesar 500 juta rupiah untuk pembangunan ini.

via BikeToWork

Tantangan besar lainya dalam pengembangan jalur khusus sepeda adalah kurangnya atau lemahnya penegakan hukum. Pemerintah Kota Jakarta harus secara ketat menegakan aturan bahwa jalur khusus sepeda memang digunakan hanya oleh para pesepeda. Jalur khusus sepeda tidak boleh digunakan sebagai area parkir dan jalur sepeda motor. Beberapa hari setelah peresmian jalur sepeda yang menghubungkan Taman Ayodia menuju Blok M, jalur sepeda dipenuhi oleh mobil pribadi, angkot, dan bajaj. Tidak sedikit juga mobil pribadi yang di jalur khusus tersebut. Tanpa penegakan hukum yang ketat, jalur khusus sepeda tak akan menjadi langkah efektif dalam mengurangi kemacetan Jakarta dan hanya menjadi inisiatif yang gagal. 

 
Kendati banyak tantangan dalam pengembangan jalur sepeda di Jakarta, peresmian jalur khusus sepeda pertama ini terlihat sebagai sebuah langkah yang menjanjikan dalam mengurangi masalah kemacetan yang parah di Jakarta. Saya berharap bahwa persemian tersebut bisa menjadi sebuah prasasti bersejarah bagi Pemerintah Kota Jakarta dalam merubah mindset dan langkah-langkah mengatasi masalah kemacetan. Tidak membangun kembali jalan toll tetapi mengurangi penggunaan mobil dengan cara mendorong para pengguna kendaraan bermotor untuk berganti pada sepeda atau transportasi pubik.

Sumber: dikutip dari Indonesia's Urban Studies

Wednesday, October 19, 2011

The Irony of Society

Steve Jobs passed away few weeks ago. So many people in this world were sad. So was I. We has lost a genius superhero of modernity. The world has lost an amazing human being. 

Few days ago, i got this picture from my friend in Facebook. What is crossing your mind when you see the picture i posted? Tragedy, irony, or irrationality? Most people may say it is an irony. We cried for someone that we didn’t know. The famous figure in this era. But we forget, there are still so many problems in our world; malnourishment, chronic diseases, ecological degradation, and poverty. I can’t say that this picture is totally right but there is one time we feel that our society really lose their feeling of humanity. 

I didn’t blame Steve Jobs. He passed away peacefully. There was no wrong with him. We are. Let’s us have an introspection. Do we really have to live in the sorrow of losing someone we didn’t know? Or we move on to make a new peacefull and prosperous world! You choose it. :)

Eventhough you was already died, you still give us a lesson. Thank you Steve Jobs.

Saturday, October 15, 2011

Saturday Night

U know you're getting old when Saturday Night feels like any other nights...
- Joko Anwar

Happy Weekend!

Alun-Alun Kidul Jogja












Sunday, June 26, 2011

Catatan ringan: Old Same Beggar (Heart and Brain)

Diambil dari catatan seorang senior di HMI, Kakanda Putra Rizkiya

Aku masih teringat kajian MMI dua minggu lalu tentang sedekah. Seorang kawan ustad datang jauh-jauh dari Giesen memberikan kajian agama tentang sedekah, salah satu tema favorit para dai di Indonesia. Hampir di setiap ceramah atau khutbah disampaikan tentang pentingnya sedekah. Begitu seringnya kita mendengarnya sehingga kita sendiri lupa akan esensinya dan kadang-kadang kita menganggapnya sebagai angin lalu. Come on, sedekah hanyalah sunah. So, lakukan atau tidak lakukan itu terserah kita, ada untungnya, tidak ada ruginya. Hmm, sudah sebegitu rendahkah kita memandang sedekah??
Mungkin aku sendiri sudah menganggap sedekah sebegitu rendah. Aku punya hak untuk menyalahkan media karena berita-berita memprihatinkan mereka tentang beberapa pengemis licik, orang-orang yang memanfaatkan mereka untuk mengais keuntungan dari kesusahan orang, cerita tentang para pengemis di sebuah kota di Indonesia yang diceritakan merusak kaca spion mobil orang untuk memaksa orang memberikan uang, trik-trik licik seperti jika seseorang memberikan uang kepada seorang pengemis kemudian langsung datang kerumunan pengemis lain sambil merusak eksterior mobil yang mahal. Aku bisa mengatakan bahwa ya, cerita-cerita seperti itu memang berpengaruh pada kita.Ia meracuni otak kita, poison of the media.
Otak kita memfilter cerita-cerita seperti itu dan lama-lama membuat kita menganggap bahwa adalah pintar untuk tidak memberikan uang pada pengemis licik seperti mereka dan tanpa kita sadari , perlahan-lahan otak kita mengambil alih kuasa akan nurani amaliah kita. Then, in some point, we don't even care of them. Our brain says, it is a smart decision. Help them is like letting yourself got punked. Membantu mereka sama saja dengan membiarkan kita sendiri tertipu, oleh rintihan palsu dan permohonan palsu. Otak menguasai kita, hati kita terpenjara. Otak kita sesungguhnya tidak memfilternya. Ia secara membabi buta mengambil alih hati kita. Salahkan isu-isu tersebut yang meracuni otak kita.

 ***
Dua minggu lalu aku masih ingat aku merasakan sesuatu yg kurang. Seperti aku yang dulu di Jogja, ketika aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan pikiranku, aku selalu menyalahkan rambutku yang mulai panjang. Analisis yang aneh, but, for me, it works. Otakku mengajarkan, rambut poni yang panjang mungkin adalah penyebabnya, ia mengganggu pandangan, menyusahkan, dan sebagainya. Dan entah kenapa aku selalu merasa lebih segar, lebih bersemangat setalah memotong rambut. So, dua minggu lalu, aku pergi ke seorang tukang cukur asal Maroko di Mesjid Pakistan dekat studentenwohnheimku. His story helps me find the answer for this empty soul. Dia bercerita bagaimana hati menjadi lebih bahagia jika ia dimandikan dengan amal dan doa.
Ia bercerita tentang pengalaman umrahnya. Saat itu, ketika sedang dalam umrah di Madinah, istrinya tiba-tiba sakit. Ketika shalat, ia harus meninggalkan istrinya yang sedang sakit di kemah untuk shalat berjamaah. Namun ketika ia pulang, ia menemukan istrinya menangis. Kenapa? Karena ia sangat bahagia. Istrinya bercerita, sekelompok jamaah wanita dari Indonesia, melihatnya terbaring sakit di kemah. Para jamaah asal Indonesia itu memutuskan untuk menemani istri tukang tersebut dan memutuskan untuk shalat berjamaah bersamanya di tenda.
Ia tersentuh dengan hati mulia para jamaah Indonesia tersebut yang shalat berjamaah dengannya dan mendoakannya. Ia menangis bahagia. Sang tukang cukur menceritakan adegan tersebut sambil meletakkan tangannya di depan hatinya. Ihre Herz weinen. Hatinya menangis bahagia. Kekuatan kebaikan hati sampai sekarang meninggalkan kesan luar biasa di hatinya. Sekuat itulah kekuatan hati jika hati yang baik menguasai kita.
Sang tukang cukur tersebut, mungkin terkesan dengan pembicaraan kami selama memotong rambutku, menutup pembicaraan kami dengan berkata: Ich bete fur dich mein Bruder. Kata yang sering kita dengar di Indonesia adalah kata yang jarang di negeri minoritas muslim. Ya, akhirnya hatiku mendapatkan siraman doa dari seorang saudara asal Maroko. Aku tersenyum senang dengan kata-katanya karena aku telah lama tidak mendengarnya. Doa seseorang menyirami hati kita dan saat itulah hati kering tersiram kembali dengan siraman doa dan jiwa kita pun terisi dengan perasaan bahagia. Sebagai hadiah atas tersentuhnya hatinya terhadap kebaikan hati wanita-wanita Indonesia tersebut, aku mendapatkan dua buku doa dari tukang cukur Maroko tersebut.

 ***
Bahkan di kota sekaya pun Frankfurt ada pengemis. Jika aku berjalan di Kaiserstrase di sekitar stasiun utama Frankfurt, aku selalu melihat seorang pengemis wanita tua berjilbab yang sama di tempat sama. That old same beggar. Setelah kajian MMI tersebut dan cerita tentang kebaikan hati sang tukang cukur tersebut, aku bertekad untuk kali ini memberikan sesuatu pada wanita tersebut. Aku mengaku saja, aku selalu mengabaikan wanita tersebut sebelumnya. Seperti biasa, otakku (atau mungkin setan berkata): Halo Putra, wanita ini mungkin sebenarnya tidak berjilbab, ia berjilbab untuk menarik perhatian mayoritas muslim di sekitar bahnhof. Ia mungkin orang dari Eropa Timur yang pura-pura berjilbab. Pikiran yang lebih buruk berkata: Ia mungkin akan menggunakan sedekahmu untuk membeli lotere, dsb.

So dimulai beberapa minggu lalu ku bertekad untuk bersedekah untuknya.
Dua minggu lalu, sekitar 20 meter sebelum aku melewatinya, aku mempersiapkan diriku untuk bersedekah untuknya. Namun, ketika aku merogoh sakuku, aku menyadari bahwa aku lupa mempersiapkan uang receh dan malas membuka dompetku di depan orang. Jadi, aku hanya melewati wanita tersebut. Hatiku kalah.
Tengah pekan, aku kembali lewat di depan wanita tersebut. Ketika aku melewatinya, wanita tersebut tengah bercakap dengan seorang pria. Otakku berkata "mungkin pria tersebut adalah orang yang mengirimnya, keluarganya yang sebenarnya mampu, entah darimana aku mendapatkan pikiran buruk ini. So, aku hanya melewatinya. Hatiku kembali kalah.
Hari ini aku kembali melewati wanita malang tersebut. Kali ini adalah momen yang sempurna. Aku baru selesai belanja dengan uang recehan tersisa. Wanita tersebut sedang tertidur dengan tangannya memegangi sebuah gelas. Di tengah keburu-buruanku, aku merogoh sakuku dan mendapatkan recehan satu euro dan 50 cent. Aku, Otakku memilih dalam waktu singkat sekian detik, berikan yang 50 cent saja. Pilihan yang membuatku berpikir, sekering itukah hatiku saat ini? Tapi aku mencoba menghibur diriku sendiri: tidak buruk, paling tidak, kamu sudah bersedekah hari ini.
Akhirnya aku menyedekahkan sesuatu untuk wanita tersebut. Ironisnya, itu adalah di bulan ke sembilanku di Frankfurt. Mungkin karena inilah, aku merasa hatiku kosong selama ini. Selama sembilan bulan, ia tidak pernah dimandikan dengan doa orang lain. Aku berpikir, mungkin saja wanita tersebut tidak mendoakanku. Tapi, malaikat pasti tersenyum melihatku mencoba menemukan kembali hatiku.
Tapi tetap saja aku tersenyum mengingat bagaimana aku memilih uang 50 cent tersebut dibanding uang 1 euro. Akhirnya aku mendapatkan apa yang salah denganku selama ini. Dalam bersedekah, aku terlalu banyak berpikir dengan otakku dan meninggalkan hatiku.

Maybe the best solution for Sadaqah is "do not think, just do it"!! simply because: brain has no love and feeling, heart does.

And maybe, to heal our heart, there is nothing better than a pray from a poor stranger..

Monday, May 30, 2011

Mitigasi Bencana Ala PWK ITS

27 Mei 2006, masih jelas terekam di kepala kita, tragedi memilukan yang dialami oleh masyarakat Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Prambanan, Klaten serta beberapa daerah lainya. Bencana gempa bumi yang telah menewaskan ratusan korban dan merusak ribuan bangunan. Tak terasa, lima tahun sudah berlalu dari masa itu. Berbagai bentuk rehabilitasi telah dilakukan, baik secara psikis mau fisik. Pembangunan kembali gencar dilakukan oleh Pemerintah Bantul demi meningkatkan kembali investasi di daerahnya. Begitupun dengan daerah-daerah lain yang terkena dampak dari gempa bumi tersebut. Namun tragedi itu tetap menyisakan puing-puing kepedihan dan reruntuhan kesedihan. 

Melihat begitu banyaknya bencana alam di Indonesia, teman-teman PWK ITS berinisiasi membuat satu edukasi mitigasi bencana yang ditujukan bagi anak-anak. Yaitu berupa mainan semacam ular tangga yang berisi pengetahuan-pengetahuan evakuasi saat terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Mainan itu dikemas lucu dengan gambar-gambar kartun agar anak-anak tertarik. Dengan memainkan permainan edukasi tersebut, harapanya anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana tanpa mereka sadari. Sehingga proses evakuasi bisa mereka lakukan secara tanggap dan mandiri apabila terjadi bencana alam. 


Reduksi jumlah korban serta dampak kehancuran akibat bencana alam adalah tujuan dari dilakukanya mitigasi bencana (Gunung, 2009). Oleh karena itu memberikan edukasi mitigasi bencana kepada mereka yang rentan menjadi korban bencana alam seperti anak-anak dan lansia harus diprioritaskan. Namun memang perlu penanganan khusus bila edukasi mitigasi tersebut ditujukan untuk anak-anak. Pengetahuan yang disalurkan tidak boleh memberikan gambaran-gambara yang mengerikan terhadap bencana karena akan menimbulkan ketakutan berlebih. Proses edukasi pun harus bersifat menyenangkan agar anak-anak dapat dengan mudah memahaminya. Untuk itu belajar sambil bermain adalah konsep yang sangat tepat bagi anak-anak. Dan konsep ini telah tepat digunakan oleh teman-teman PWK ITS untuk mengemas edukasi mitigasi bencana yang diwujudkan dalam bentuk permainan sederhana. Sekalipun belum diproduksi secara besar dan hanya bersifat sebagai prototype. Program ini sudah menunjukan kepedulian teman-teman PWK ITS terhadap mitigasi bencana yang juga menjadi tanggung jawab seorang perencana. 


Pandega Wiratama, 30 Mei 2011
Mengenang 5 Tahun Gempa Jogja
27 Mei 2006- 27 Mei 2011

Wednesday, May 25, 2011

Guirrella Gardening: Vandalisme Mempercantik Kota

Vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga serta keindahan lainnya. Banyak tindakan-tindakan vandalisme yang sering kita lihat pada dinding-dinding kota. Seperti coret-coretan (bukan grafiti, sekalipun beberapa pihak mengkategorikan grafiti sebagai tindakan Vandal) dan pengrusakan fasilitas-fasilitas umum lainya (wikipedia, 2011).

Namun berbeda dengan gerakan vandalisme di Inggris London. Ada satu komunitas gerakan kota yang unik. Guerrila Gardening. Sebuah gerakan penghijauan kota dengan menanami lahan-lahan kosong di ruang publik dengan bunga-bunga yang indah. Gagasan ini muncul dari adanya keprihatinan beberapa orang dengan kualitas taman kota dan ruang terbuka yang tidak terawat. Sehingga mereka memanfaatkan ruang-ruang sempit seperti di pertigaan, sekitaran lampu lalu lintas – yang memungkinkan untuk ditanami – dimanfaatkan sebagai lahan berkebun. 
Gerakan ini memang berkegiatan layaknya komunitas vandal lain seperti grafiti. Saat malam hari, mereka melakukan penanaman di lahan-lahan kosong kota. Begitupun dengan perawatanya sampai akhirnya bunga-bunga tersebut mekar. Melihat orang-orang yang lewat dan tersenyum karena memperhatikan dan mencium aroma bunga yang mereka tanam, adalah tujuan dibentuknya gerakan ini. Sangat sederhana, namun berdampak besar pada orang lain. Mereka melakukanya tanpa meminta izin dari dinas-dinas pertamanan kota, inilah mengapa kegiatan komunitas ini diketegorikan sebagai kegiatan Vandalisme. Sekalipun manfaatnya yang diberikan sangatlah besar. Kepuasan yang didapat tidaklah seberapa dibandingkan hukuman yang bisa mereka terima bila tertangkap tangan melakukan kegiatan vandal.
Bila dicermati, gerakan ini merupakan satu otokritik terhadap pemerintah setempat yang tidak bisa memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan penyediaan dan perawatan taman-taman kota. Lahan-lahan kecil yang terbengkalai tanpa adanya penanaman bunga dan tanaman lain bisa saja menjadi tempat pembuangan sampah yang justru membuat ruang publik menjadi kotor dan bau. Dengan gerakan Guerrilla Gardening, kerja pemerintah seakan tergantikan dengan kegiatan yang menurut mereka justru merupakan tindakan merusak (Vandalisme) dan melanggar hukum.

Pandega Wiratama, 25 Mei 2011

Tuesday, May 17, 2011

Kerendahan Hati

"Talent is God given. Be humble.
Fame is man-given. Be grateful.
Conceit is self-given. Be careful."

- John Wooden


"Kerendahan hati dimasa hebatmu kelak menjadi pelindung dimasa sulitmu"
- Ali Bin Abi Thalib
Pandega Wiratama, 16 Mei 2011

Monday, May 9, 2011

Wisata Militer

Perjalanan dimulai pukul tujuh pagi. Menggunakan kereta sancaka dari stasiun Tugu Yogyakarta. Lama waktu perjalanan sekitar lima setengah jam. Melalui beberapa stasiun kota-kota besar Jawa Timur seperti Madiun dan Jombang. Sesampai disana, saya dijemput oleh seorang kakak sepupu yang sudah beberapa tahun tidak bertemu. Beliau seorang TNI-AL. Sudah beberapa tahun ini dipindahkan ke Surabaya setelah belasan tahun mengabdi di Balikpapan. Rencananya kami akan menginap dirumahnya, Sidoarjo. Namun sebelum berangkat menuju Sidoajo kami diajak untuk berkeliling di kantornya. Markas Komando TNI AL Kawasan Timur. Yang terletak di Surabaya bagian utara. Tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak.

Gerbang Markas yang dibentuk bagaikan kapal perang dengan tulisan yang besar sempat membuat kami menebak-nebak isi dari markas para prajurit laut ini. Berita tentang pengiriman dua buah kapal perang TNI-AL untuk melawan perompak Somalia semakin membuat saya penasaran tentang 'rahasia' militer laut Indonesia. Penjagaan untuk bisa masuk ke dalam markas sangat ketat. Tiga lapis pemeriksaan diberlakukan. Hingga akhirnya kami sampai di pelabuhan militer.

Mata kami langsung tertuju pada sebongkah besi besar berwarna hitam yang mengapung. Benar, itulah kapal selam milik TNI-AL kita. Bendera merah putih berkibar di atasnya, menambah kegagahan si besi hitam yang telah mengarungi lautan Indonesia demi menjaga keamaan negri ini. Membayangkan rasanya hidup di kedalaman air, beratus-ratus meter menjauhi daratan. Tak jauh, terdapat tiga buah kapal penyapu ranjau. Kecil, tidak sebesar kapal-kapal perang lain. Namun terlihat begitu rumit teknologi di dalamnya. Semakin kami menuju ke arah pelabuhan, puluhan atau mungkin ratusan kapal laut bersender di pelabuhan militer. Menakjubkan. Inilah Markas Komando TNI-AL Kawasan Timur yang terkenal itu.

Kembali, sebuah kapal dengan tiga tiang layar besar menarik perhatian kami. Dewaruci, kapal layar terbesar milik TNI-AL. Kapal latih bagi taruna akademi angkatan laut. Kapal yang menjadi kebanggaan Indonesia. Berdasarkan wikipedia, Kapal Dewaruci berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dibangun oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman. Tiga tiang besar yang kami lihat ternyata memiliki nama yaitu tiang Bima, Yudhistira dan Arjuna. Juga terapat 16 tiang-tiang kecil. Setiap tahunya kapal ini dikirim untuk mengelilingi Indonesia dan dunia bersama kadet-kadet AAL, pelatihan itu disebut Kartika Jala Krida. Beruntung kami bisa melihat Kapal Layar Dewaruci secara langsung. Bukti kejayaan negri maritim. Semoga saja dengan kekayaan militer TNI-AL sekarang, keamanan dan kedaulatan Laut Indonesia terjaga dengan sebaik mungkin. "Jalesveva Jayamahe" Jayalah TNI-AL Indonesia.

Pandega Wiratama, 10 Mei 2011