Pages

Monday, May 30, 2011

Mitigasi Bencana Ala PWK ITS

27 Mei 2006, masih jelas terekam di kepala kita, tragedi memilukan yang dialami oleh masyarakat Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Prambanan, Klaten serta beberapa daerah lainya. Bencana gempa bumi yang telah menewaskan ratusan korban dan merusak ribuan bangunan. Tak terasa, lima tahun sudah berlalu dari masa itu. Berbagai bentuk rehabilitasi telah dilakukan, baik secara psikis mau fisik. Pembangunan kembali gencar dilakukan oleh Pemerintah Bantul demi meningkatkan kembali investasi di daerahnya. Begitupun dengan daerah-daerah lain yang terkena dampak dari gempa bumi tersebut. Namun tragedi itu tetap menyisakan puing-puing kepedihan dan reruntuhan kesedihan. 

Melihat begitu banyaknya bencana alam di Indonesia, teman-teman PWK ITS berinisiasi membuat satu edukasi mitigasi bencana yang ditujukan bagi anak-anak. Yaitu berupa mainan semacam ular tangga yang berisi pengetahuan-pengetahuan evakuasi saat terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Mainan itu dikemas lucu dengan gambar-gambar kartun agar anak-anak tertarik. Dengan memainkan permainan edukasi tersebut, harapanya anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana tanpa mereka sadari. Sehingga proses evakuasi bisa mereka lakukan secara tanggap dan mandiri apabila terjadi bencana alam. 


Reduksi jumlah korban serta dampak kehancuran akibat bencana alam adalah tujuan dari dilakukanya mitigasi bencana (Gunung, 2009). Oleh karena itu memberikan edukasi mitigasi bencana kepada mereka yang rentan menjadi korban bencana alam seperti anak-anak dan lansia harus diprioritaskan. Namun memang perlu penanganan khusus bila edukasi mitigasi tersebut ditujukan untuk anak-anak. Pengetahuan yang disalurkan tidak boleh memberikan gambaran-gambara yang mengerikan terhadap bencana karena akan menimbulkan ketakutan berlebih. Proses edukasi pun harus bersifat menyenangkan agar anak-anak dapat dengan mudah memahaminya. Untuk itu belajar sambil bermain adalah konsep yang sangat tepat bagi anak-anak. Dan konsep ini telah tepat digunakan oleh teman-teman PWK ITS untuk mengemas edukasi mitigasi bencana yang diwujudkan dalam bentuk permainan sederhana. Sekalipun belum diproduksi secara besar dan hanya bersifat sebagai prototype. Program ini sudah menunjukan kepedulian teman-teman PWK ITS terhadap mitigasi bencana yang juga menjadi tanggung jawab seorang perencana. 


Pandega Wiratama, 30 Mei 2011
Mengenang 5 Tahun Gempa Jogja
27 Mei 2006- 27 Mei 2011

Wednesday, May 25, 2011

Guirrella Gardening: Vandalisme Mempercantik Kota

Vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga serta keindahan lainnya. Banyak tindakan-tindakan vandalisme yang sering kita lihat pada dinding-dinding kota. Seperti coret-coretan (bukan grafiti, sekalipun beberapa pihak mengkategorikan grafiti sebagai tindakan Vandal) dan pengrusakan fasilitas-fasilitas umum lainya (wikipedia, 2011).

Namun berbeda dengan gerakan vandalisme di Inggris London. Ada satu komunitas gerakan kota yang unik. Guerrila Gardening. Sebuah gerakan penghijauan kota dengan menanami lahan-lahan kosong di ruang publik dengan bunga-bunga yang indah. Gagasan ini muncul dari adanya keprihatinan beberapa orang dengan kualitas taman kota dan ruang terbuka yang tidak terawat. Sehingga mereka memanfaatkan ruang-ruang sempit seperti di pertigaan, sekitaran lampu lalu lintas – yang memungkinkan untuk ditanami – dimanfaatkan sebagai lahan berkebun. 
Gerakan ini memang berkegiatan layaknya komunitas vandal lain seperti grafiti. Saat malam hari, mereka melakukan penanaman di lahan-lahan kosong kota. Begitupun dengan perawatanya sampai akhirnya bunga-bunga tersebut mekar. Melihat orang-orang yang lewat dan tersenyum karena memperhatikan dan mencium aroma bunga yang mereka tanam, adalah tujuan dibentuknya gerakan ini. Sangat sederhana, namun berdampak besar pada orang lain. Mereka melakukanya tanpa meminta izin dari dinas-dinas pertamanan kota, inilah mengapa kegiatan komunitas ini diketegorikan sebagai kegiatan Vandalisme. Sekalipun manfaatnya yang diberikan sangatlah besar. Kepuasan yang didapat tidaklah seberapa dibandingkan hukuman yang bisa mereka terima bila tertangkap tangan melakukan kegiatan vandal.
Bila dicermati, gerakan ini merupakan satu otokritik terhadap pemerintah setempat yang tidak bisa memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan penyediaan dan perawatan taman-taman kota. Lahan-lahan kecil yang terbengkalai tanpa adanya penanaman bunga dan tanaman lain bisa saja menjadi tempat pembuangan sampah yang justru membuat ruang publik menjadi kotor dan bau. Dengan gerakan Guerrilla Gardening, kerja pemerintah seakan tergantikan dengan kegiatan yang menurut mereka justru merupakan tindakan merusak (Vandalisme) dan melanggar hukum.

Pandega Wiratama, 25 Mei 2011

Tuesday, May 17, 2011

Kerendahan Hati

"Talent is God given. Be humble.
Fame is man-given. Be grateful.
Conceit is self-given. Be careful."

- John Wooden


"Kerendahan hati dimasa hebatmu kelak menjadi pelindung dimasa sulitmu"
- Ali Bin Abi Thalib
Pandega Wiratama, 16 Mei 2011

Monday, May 9, 2011

Wisata Militer

Perjalanan dimulai pukul tujuh pagi. Menggunakan kereta sancaka dari stasiun Tugu Yogyakarta. Lama waktu perjalanan sekitar lima setengah jam. Melalui beberapa stasiun kota-kota besar Jawa Timur seperti Madiun dan Jombang. Sesampai disana, saya dijemput oleh seorang kakak sepupu yang sudah beberapa tahun tidak bertemu. Beliau seorang TNI-AL. Sudah beberapa tahun ini dipindahkan ke Surabaya setelah belasan tahun mengabdi di Balikpapan. Rencananya kami akan menginap dirumahnya, Sidoarjo. Namun sebelum berangkat menuju Sidoajo kami diajak untuk berkeliling di kantornya. Markas Komando TNI AL Kawasan Timur. Yang terletak di Surabaya bagian utara. Tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak.

Gerbang Markas yang dibentuk bagaikan kapal perang dengan tulisan yang besar sempat membuat kami menebak-nebak isi dari markas para prajurit laut ini. Berita tentang pengiriman dua buah kapal perang TNI-AL untuk melawan perompak Somalia semakin membuat saya penasaran tentang 'rahasia' militer laut Indonesia. Penjagaan untuk bisa masuk ke dalam markas sangat ketat. Tiga lapis pemeriksaan diberlakukan. Hingga akhirnya kami sampai di pelabuhan militer.

Mata kami langsung tertuju pada sebongkah besi besar berwarna hitam yang mengapung. Benar, itulah kapal selam milik TNI-AL kita. Bendera merah putih berkibar di atasnya, menambah kegagahan si besi hitam yang telah mengarungi lautan Indonesia demi menjaga keamaan negri ini. Membayangkan rasanya hidup di kedalaman air, beratus-ratus meter menjauhi daratan. Tak jauh, terdapat tiga buah kapal penyapu ranjau. Kecil, tidak sebesar kapal-kapal perang lain. Namun terlihat begitu rumit teknologi di dalamnya. Semakin kami menuju ke arah pelabuhan, puluhan atau mungkin ratusan kapal laut bersender di pelabuhan militer. Menakjubkan. Inilah Markas Komando TNI-AL Kawasan Timur yang terkenal itu.

Kembali, sebuah kapal dengan tiga tiang layar besar menarik perhatian kami. Dewaruci, kapal layar terbesar milik TNI-AL. Kapal latih bagi taruna akademi angkatan laut. Kapal yang menjadi kebanggaan Indonesia. Berdasarkan wikipedia, Kapal Dewaruci berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dibangun oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman. Tiga tiang besar yang kami lihat ternyata memiliki nama yaitu tiang Bima, Yudhistira dan Arjuna. Juga terapat 16 tiang-tiang kecil. Setiap tahunya kapal ini dikirim untuk mengelilingi Indonesia dan dunia bersama kadet-kadet AAL, pelatihan itu disebut Kartika Jala Krida. Beruntung kami bisa melihat Kapal Layar Dewaruci secara langsung. Bukti kejayaan negri maritim. Semoga saja dengan kekayaan militer TNI-AL sekarang, keamanan dan kedaulatan Laut Indonesia terjaga dengan sebaik mungkin. "Jalesveva Jayamahe" Jayalah TNI-AL Indonesia.

Pandega Wiratama, 10 Mei 2011